MAKALAH MAKRO EKONOMI



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya dan hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas dari dosen pada mata kuliah Ekonomi Makro Islam dengan judul makalah “Makro Ekonomi”.
Tercurah dari segala kemampuan yang ada, kami berusaha membuat makalah ini dengan sebaik mungkin, namun demikian kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan kami, maka dengan sepenuh hati kami mohon maaf dan mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Terakhir kami ucapkan terimakasih untuk semua pihak yang sudah membantu dan memudahkan penyelesaian makalah ini, kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Pekalongan, 10 September 2016


Penulis



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

BAB I  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Ekonomi Makro................................................................ 1
B.  Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C.  Tujuan dan Manfaat Penulisan.................................................................. 2
BAB II  PEMBAHASAN
1.    Pengertian Makro Ekonomi....................................................................... 3
2.    Perbedaan Makro Ekonomi dan Mikro Ekonomi...................................... 4
3.    Masalah utama dalam perekonomian ........................................................ 8
4.    Tujuan Kebijakan Makro Ekonom........................................................... 12
5.    Betuk-bentuk kebijakan Makro Ekonomi................................................ 14
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan.............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 16








BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
            Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah “ekonomi” sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Oicos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan (nomos) yang berarti “peraturan,hukum”. Secara garis besar ekonom diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga”. Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang yang menggunakan konsep ekonomi dalam bekerja.
Ilmu ekonomi sering dibedakan menjadi mikro dan makro ekonomi. Mikro ekonomi adalah bagian dari ilmu ekonomi yang berkenaan dengan kegiatan-kegiatan ekonomi dari unit-unit individual, sebagai bagian kecil dari keseluruhan kegiatan ekonomi. Ekonomi Makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari masalah ekonomi secara keseluruhan (totalitet/aggregatif). Maksud digunakannya istilah aggegatif adalah untuk menekankan bahwa yang menjadi variabel-variabel total, seperti : pendapatan total (nasional/masyarakat/seluruh), tabungan masyarakat, investasi total, dan bukannya penganalisaan terperinci atas komponen-komponen yang bersifat total itu. Alat utama ekonomi makro adalah pendapatan nasional dan analisa pendapatan nasional. Analisa pendapatan nasional berguna untuk mengukur secara statistik tentang besarnya pendapatan nasional. Makalah ini akan membahas mengenai masalah utama dalam perekonomian, tujuan dan bentuk-bentuk kebijakan makro ekonomi.



B.  RumusanMasalah
Dalam makalah ini, penulis merasa perlu mengungkapkan berbagai hal yang ada kaitannya dengan judul makalah ini, dimana pada rumusan masalah ini penulis ingin mengetahui:
6.    Pengertian Makro Ekonomi
7.    Perbedaan Makro Ekonomi dan Mikro Ekonomi
8.    Masalah utama dalam perekonomian
9.    Tujuan Kebijakan Makro Ekonomi
10.                                                                                                                                                                                                                                                               Betuk-bentuk Kebijakan Makro Ekonomi

C.  Tujuan dan Manfaat
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) khususnya mahasiswa program studi D3 Perbankan Syariah. Manfaat lainnya adalah :
1.      Mengetahui pengertian Makro Ekonomi.
2.      Mengetahui perbedaan makro ekonomi dan mikro ekonomi.
3.      Mengetahui masalah utama dalam perekonomian.
4.      Mengetahui tujuan makro ekonomi islam.
5.      Mengetahui bentuk-bentuk kebijakan makro ekonomi.








BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Makro Ekonomi
       Dalam membahas perspektif  Ekonomi Islam, ada satu titik awal yang benar-benar harus kita perhatikan, yaitu : ekonomi dalam islam itu sesungguhnya bermuara kepada akidah islam, yang bersumber dari syariatnya. Dan hal ini baru dari satu sisi. Sedangkan dari sisi lain adalah Al-Qur’an al-Karim dan As-Sunnah Nabawiyah yang berbahasa Arab.
      Karena itu, berbagai terminologi dan substansi ekonomi yang sudah ada, haruslah dibentuk dan disesuaikan terlebih dahulu dalam kerangka Islami. Atau dengan kata lain, harus digunakan kata dan kalimat dalam bingkai lughawi. Supaya dapat disadari pentingnya titik permasalahan ini. Karena dengan gemblang, tegas dan jelas mampu member pengertian yang benar tentang istilah kebutuhan, keinginan, dan kelangkaan (al nudrat) dalam upaya memecahkan problematika ekonomi manusia.
     Sebelum kita  mengkaji lebih jauh tentang hakikat  ekonomi  Islam, maka  ada baiknya diberikan beberapa pengertian tentang ekonomi islam yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi islam
1.    M. Akram Khan
Islamic economics aims the study of the human falah (well-being) achieved by organizing the resources of the earth on the basic of cooperation and participation. Secara lepas dapat diartikan bahwa ilmu ekonomi makro Islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja sama dan partisipasi.
2.    Muhammad Abdul Manan
Islamic economics is a social science which studies the economics problems  of a people imbued with the values of Islam. Jadi, menurut Manan ilmu ekonomi makro Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.
3.    M. Umar Chapra
Islamic economics was defined  as that branch of knowledge which helps realize human well-being through an allocation and distribution of scarce resources that is in conformity with Islamic teaching without unduly curbing individual freedom or creating continued macro economics and ecological imbalances. Jadi, menurut Chapra ekonomi makro Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran islam tanpa memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro-ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbangan lingkungan.[1]

B.  Perbedaan Makro Ekonomi dan Mikro Ekonomi
Ilmu ekonomi pada dasarnya adalah studi yang mempelajari tentang pemenuhan kebutuhan manusia terkait dengan kelangkaan sumber daya yang dimilikinya. Kelangkaan muncul sebagai akibat adanya kesenjangan antara kebutuhan dan keinginan manusiayang tidak terbatas dengan sumber yang terbatas.dalam pembahasan tentang ilmu ekonomi secara garis besar terbagi atas mikroekonomi dan makroekonomi.
Mikroekonomi adalah studi tentang bagaimana rumah tangga dan perusahaan mengambil keputusan dan bagaimana para pengambil keputusan ini berinteraksi di pasar. Prinsip utama mikroekonomi adalah bahwa rumah tangga dan perusahaan berusaha mencapai optimalisasi. Mikroekonomi menangani perilaku satuan-satuan ekonomi individual termasuk didalamanya dalam pengambilan keputusan dalam rangka untuk mengatasi permasalahan alokasi akibat kelangkaan sumber daya. Satan-satuan ini mencangkup konsumen, pekerja atau buruh, para penanam modal, pemilik tanah,perusahaan bisnis. intinya setiap individu atau entitas memainkan peranan dalam berfungsinya suatu perekonomian. Mikroekonomi menjelaskan cara dan alasan-alasan satuan ini membuat keputusan-keputusan ekonomis. biidang lain yang penting dari mikroekonomi adalah bagaimana satuan-satuan berinteraksi untuk membentuk satuan-satuan yang lebih besar, pasar dan industri.[2]
Sementara makroekonomi, cabang utama dari ekonomi menangani kepada isu-isu yang bersifat makro atau lebih luas lagi[3], termasuk didalamnya mengenai jumlah agregat ekonomi, seperti tingkat dan laju pertumbuhan produksi nasional, suku bunga, pengangguran dan inflasi. Tetapi pembatasan antara makroekonomi dan mikroekonomi sudah semakin pudar belakangan ini.
Perbedaan mendasar dan utama antara mikroekonomi dan makroekonomi ada dua hal[4]:
1.    Dalam ekonomimikro uang tidak penting( money doesn’t matter )yang penting adalah relative price (karen berpengaruh terhadap tingkat kemiringan) dan teori utility inilah yang menjadi jantung ekonomi mikro. Sementara dalam ekonomi makro uang (nominal price menjadi penting), karen yang terpenting adalah daya beli uang. Sehingga uang mampu diterjemakan menjadi permintaan (demand). Karena yang inilah berkembangmenjadi ilmu ekonomi moneter yang mempelajari cara mengatur jumlah uang beredar.
Daya beli itu memilik implikasi dua hal yaitu: (1) daya beli domestik yang diukur dengan inflasi (kenaikan harga secara umum). (2) daya beli secara internasional yang diukur dengan kurs (nilai tukar uang).
2.    Dalam ekonomi mikro berbicara mengenai individu dan perjumlahan individu. Sementara dalam ekonomi makro adanya unsur pemerintah dalam perekonomian. Ada tiga hal yang terkait dengan pemerintah: (1) pemerintah bertindak sebaagi pemebli besar, (2) pemerintah bertindak sebagai penjua besar, (3) pemerintah bertindak sebagai regulator. Dua unsur utama bermuara pada pembicaraan mengenai anggaran pemerintah (RAPBN), dan inilah memunculkan cabang ekonomi fiscal atau kadang dikenal pula dengan keuangan publik. Fungsi pemerintah sebagai regulator ini di tahun 1980-an berkembang ilmu ekonomi baru yaitu ekonomi kebijakan.
Sehingga mikroekonomi menitikberatkan kepada analisis mengenai masalah      membuat pilihan untuk[5]:
a.    Mewujudkan efesiensi dalam penggunaan berbbagai sumber daya, karena keseimbangan dalam perekonomian dapat tercapai jika efesiensi dalam penggunaan sumber daya.
b.    Mencapai kepuasan atau kegunaan maksimum baik dari sisi konsumen maupun dari sisi produsen atas keseimbangan pasar yang terjadi.
Sementara analisis makroekonomi menitikberatkan tingkat kegiatan atau menerangkan mengenai:
1)      Bagaimana segi permintaan dan penawaran menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomia.
2)      Masalah-masalah utama yang selalu di hadapi setiap perekonomian.
3)      Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi untuk mewujudkan prestasi kegiatan ekonomi di tingkat yang dikehendakin.
Kemudian perbedaan esensiel antara ilmu makroekonomi konvensional dan mikroekonomi islam.
1.    Perbedaan utama adalah terkait dengan uang. Dalam ekonomi konvensional. Pandangan mengenai uang terdiri dua mazhab besar, yaitu:
a.    Uang adalah flow concept (teori irving fisher). Menuru irving fisher uang harus selalu diputar dalam perekonomian. Agar dapat memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Model irving fisher dapat ditulis sebagai berikut:
MV=PT
Di mana : M adalah besaran uang
V adalah kecepatan putaran uang
P adalah tingkat harga
T adalah jumlah transaksi yang dilakukan
Dengan model irving fisher di atas mengemukakan bahwa semakin cepat perputaran uang maka akan semikin tinggi pula pendapatan nasional yang di hasilkan oleh suatu negara. Peningkatan pendapatan nasional menjadi indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara persamaan Ptdalam model di atas inilah yang dikenal sebagai pendapatan nasional.
b.   Pandangan konvensional tentang uang berikutnya adalah yang sebagai stock concept yang di kembangkan oleh alfred marshali, dengan pesamaan
                                               M=k.PT
                                             M=I/V.PT
Dimana dalam konsep alfred marshali uang di anggap sebagai barang modal, karena uang di asumsikan sebagai barang modal maka uang boleh ditumpuk menjadi kekayaan. Jumlah uang beredar adalah jumlah promosi tertentu uang yang ingin di pegang.
Bagaimana konsepsi ekonomiislam dalam memandang uang? Konsep uang dalam ekonomi islam adalah flow concept. Dimana harta tidak boleh di tumpung, melainkan harta yang dimiliki harus disirkulasikan. Perbedaan berikutnya tentang uang adalah pada ekonomi konvensional tidak dibedakan antara uuang dan modal (capital). Dalam islam uang adalah public goods, maka uang tidak boleh di perdagangkan.
Mungkin akan timbul pertanyaan lanjutan, jika uang dalam ekonomi islam adalah flow concept berarti tidak ada perbedaan antara ekonomi islam dan ekonomi konvensional. Karena salah satu pendapat dalam ekonomi konvensional adalah sebagai flow concept. Jawaban atas pertanyaan di atas dapat dijawab secara sederhana, pendapat ekonomi islam uang sebagai flow concept telah ditemukan oleh imam ghozali jauh sebelum dikemukakan oleh irving fisher. Pendapat imam ghozali ialah uang ibaran cermin: uang tidak punya harga tetapi uang bisa mereflesikan semua harga. Imam mengatakan uang ibarat air (flow concept).
2.    Perbedaan utama yang kedua antara makroekonomi islam dan makroekonomi konvensional adalah terkait posisi peranan pemerintah dalam perekonomian. Inti kebijakan fiscalyang dilakukan oleh rosulullah yaitu:
a.       Sejak zaman rosulullah sampai dengan zaman khulafaurosydin pengeluaran untuk infrastruktur selalu mempunyai porsi yang besar. Umar bin khottob memerintahkan kepada amr bin ash (gubernur mesir) untuk membelanjakan 1/3 anggaran uuntk infrastruktur. Mengapa pemerintahan islam menitikberatkan anggaran kepada pembangunan infrastruktur, ini dikarenakan beberapa alasan, yaitu (1) agar ketika terjadi kenaikan V (kecepatan perputaran uang), supaya P (harga) tidak naik, akan tetapi T (jumlah transaksi) yang naik, hal ini dilakukan untuk menghindari inflasi. (2) dengan pembangunan infrastruktur akan membantu mempermudah jalanya aktivitas perekonomian suatu negara.
Dalam pemerintah islam sangat dihindari terjadinya difisit anggaran (budged deficit). Dalam pemerintah islam hanya satu kali ditemukan difisit anggaran (budged deficit). Yaitu pada saat persiapan penaklukan mekah dimana tidak cukup modal untuk penaklukan. Sehingga pemerintah melakukan pinjaman kepada para sahabat dan langsung dibayar setelah masuknya penerimaan negara. Sedapat mungkin menghindari difisit anggara (budged deficit) karen dampaknya dapat berimbas pada inflasi. Dalam ekonomi konvensional difisit anggaran (budged deficit) ada dua cara untuk mengatasinya yaitu utang dan pencetakan uang baru. Kedua cara ini akan menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian, yang pertama dengan uatang maka kemandirian suatu negara akan berkurang, maka negara tersebut akan tergantung pada negara lain, yangmengakibatkan banyaknya kebijakan dalam negeri yang dapat di intervrensi oleh negara lain. Sementara pencetakan uang baru, apabila apabila dilakukan secara berlebihan akan mengakibatkan tingginya tingkat inflasi dalam perekonomian suatu negara. Karena alasan tersebut pemerintah islam sangat menghindari terjadinya difisit anggararn (budged deficit).

C.  Masalah utama dalam perekonomian
Permasalahan utama dalam perekonomian yang selalu dihadapi oleh setiap negara. Permasalahan ini harus mampu dipecahkan secara baik oleh setiap pemerintah agar kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dapat tercapai, permasalahan tersebut adalah[6] sebagai berikut:
1.    Masalah pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainyakemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal, teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan mereka.
                                        Perkembangan kemampuan produksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-fatktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerapkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian pertambahan ekonomi adalah lebih lambat dari potensi. Tingkat kegiatan ekonomi dibawah ini menyebabkan sebagian faktor-faktor produksi menganggur termasuk tenaga kerja dan ini terutama di sebabkan oleh kekurangan pengeluaran agregat.
                                        Kesenjangan dapat terjadi antara pertmbuhan ekonomi potensial dan pertumbuhan ekonomi sebenarnya. Pendapatan nasional potensional yaitu tingkat pendapatan nasional yang dicapai apabila tenaga kerja sepenuhnya digunakan. Garis pendapatan nasional potensial yang semakin naik tersebut menggambarkan bahwa faktor-faktor produksi yang semakin banyak jumlahnya dari tahun ke tahun dan kemajuan teknologi yang menaikan produtivitas menyebabkan semakin lama semakin banyak produksi nasional yang dapat di wujudkan. Akan tetapi perekonomian tidak selalu menggunakan semua faktor-faktor produksi yang tersedia, termasuk tenaga kerja yang tersedia. Kekurangan pengeluaran agregad yang menyebabkan sebagian tenaga kerja menganggur dan perekonomian tidak akan mewujudkan pendapatan nasional potensial.
Perbedaan antara pendapatan potensial dengan pendapatan nasional sebenarnya dinamakan jrang produk nasional bruto (jurang PNB). Apabila PNB semakin besar pada tingkat pengangguran dalam perekonomian. Disamping keburukan ini, jurang PNB menyebabkan masyarakat tidak menikmati kemakmuran potensial yang dapat dicapai.
2.    Masalah ketidakstabilan ekonomi
Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari satu periode ke pereode yang lainya. Akan tetapi selalu mengalami masa naik dan turun, adakalanya kegiatan perekonomian berkembang dengan pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga-harga. Para periode lainya perekonomian mengalami perlambatan dalam perkembanganya dan adakalanya merosot dan berada di tingkat yang lebih rendah dari periode sebelumnya. Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam jangka panjang dinamakan konjungtur atauu siklus kegiatan perusahaan (business cycle). Suatu siklus dalam satu pereode yang lain. Namun demekian sifat dasar dari setiap siklus adalah sama. Bentuk khas dari suatu siklus tidak banyak berbeda.
Para ekonom berkeyakinan bahwa dalam suatu perekonomian yang sepenuhnya diatur dalam mekanisme pasar. Siklus kegiatan ekonomi sangat labil. Perkembangan yang sangat pesat dapat diikuti kemunduran kegiatan perekonomian yang serius. Siklus kegiatan ekonomi seperti itu dapat menimblkan akibat buruk kepada perekonomian dan masyarakat. Pengangguran dan inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk di atas kehidupan dan kesejahteraanmasyarakat. Dalam jangka panjang ketidakstabilan dan ini akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap perkembangan ekonomi.
3.    Masalah pengangguran
Pengangguran adalah suatu kedaan dimana orang yng tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Sebagai contoh, seorang ibu rumah tangga yang tidak ingin bekerja karen ingin mengurus keluarganya tidak tergolong sebagai pengangguran. Seorang anak keluarga kaya yang tidak mau bekerja karena gajinya lebih rendah dari uang suku yang yang bisa di dapattidak tergolong sebagai pengangguran. Ibu rumah tangga dan anak keluarga kaya tersebut dinamakan sebagai penganggran sukarela.
Faktor utama yang menimbulkan pengangguran dalah kekurangan pengeluaran agregat. Para pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan maksut untuk mencari keuangan. Keuangan tersebut hanya akan dapat diperoleh apabila para pengusaha dapat menjual barang yang di produksi, kenaikan produksi akan menambah penggunaan tenaga kerja. Dengan demikian terdapat hubungan erat antara pendapatan nasional yang dicapai dengan penggunaan tenaga kerja yang dilakukan. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian.
Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat pendapatan, pendaatan masyarakat mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dapat diwujudkan. Pengangguran mengurangi pendapatan masyarakat, ini berarti individu pengangguran menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial kepada yang mengalami. Ketidaan pendapatan menyebabkan para pengangguran harus mengurangi pengeluaran konsumsinya. Disamping itu, ia dapat memberikan efek psikologis yang kuarng baik kepadapenganggur dan keluarganya.
Apabila tingkat pengangguran disuatu negara sangat tinggi maka akan dapat mengakibatkan kekacauan politik dan sosial. Salah satu contoh adalah penjarahan besar-besaran yang terjadi di indonesia pada tahun 1998 merupakan akibat dari tingginya tingkat pengangguran akibat banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) pada waktu tersebut.
4.    Masalah Kenaikan Harga-harga (Inflasi)
Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku secara umum dan dalam waktu tertentu pada suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari suatu periode ke periode lainnya dan berbeda pula dari satu negara ke negara lainnya. Tingkat inflasi adakalanya rendah yaitu hanya 2-3 persen, ada pula yang moderat 4-10 persen, atau bahkan ada yang sangat tinggi mencapai beberapa puluh atau beberapa ratus persen atau beberapa ribu persen dalam setahun (hyper inflation).
Masalah inflasi diakibatkan oleh banyak factor. Di Negara-negara industry pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atau gabungan dari dua masalah berikut: (1) Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa. Keinginan untuk mendapatkan barang akan mendorong konsumen meminta barang tersebut pada tingkat harga yang lebih tinggi (2) Pekerja-pekerja diberbagai Kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah. Apabila persediaan pekerja sangat sedikit, maka perusahaan akan bersedia menaikkan upah dengan konsekuensi terjadi peningkatan harga jual barang.
Dalam Negara yang telah maju, masalah inflasi erat kaitannya dengan tingkat penggunaan tenaga kerja. Selain itu inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari (1) kenaikan harga-harga barang yang diimpor (2) penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh penambahan produksi dan penawaran barang (3) kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintah yang kurang bertanggung jawab.
Inflasi dapat berakibat buruk kepada individu, masyarakat dan aktivitas perekonomian secara umum. Salah satu dampak negative dari inflasi ialah akan menurunkan taraf kemakmuran sekelompok masyarakat terutama masyarakat berpenghasilan tetap. Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin memburuk jika inflasi tidak dapat dikendalikan.
5.    Masalah Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang penting dari Kegiatan perekonomian suatu Negara. Istilah perekonomian terbuka berarti suatu perekonomian itu mempunyai hubungan ekonomi dengan Negara-negara lain dan terutama ini dilakukan dengan menjalankan Kegiatan ekspor dan impor. Disamping itu, aliran modal untuk investasi juga berlaku diantara berbagai Negara. Sejak lama para ekonom klasik telah menunjukkan bahwa Kegiatan perdagangan luar negeri mempunyai sumbangan penting kepada tingkat pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Dengan ekspor, perusahaan dalam negeri mampu mengembangkan kegiatannya. Kegiatan impor juga dapat member sumbangan kepada pertumbuhan ekonomi.  Industri-industri dapat mengimpor mesin-mesin dan bahan mentah yang diperlukannya.
Namun perlu disadari bahwa keterbukaan suatu perekonomian tidak selalu menguntungkan. Impor yang berlebihan dapat mengurangi Kegiatan ekonomi dalam negeri karena hal tersebut akibat dari penggunaan barang luar negeri oleh konsumen dalam negeri, yang berimplikasi pada penurunan konsumsi pada barang dalam negeri. Apabila terjadi penurunan produksi barang dalam negeri, akan mengakibatkan pengurangan tenaga kerja. Dalam keadaan ini, modal dalam negeri akan mengalir ke luar negeri.

D.  Tujuan Kebijakan Makro Ekonomi
       Setiap kebijakan ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi. Berdasarkan kepada masalah-masalah makroekonomi yang dihadapi suatu Negara, tujuan-tujuan kebijakan makroekonomi adalah sebagai berikut :
1.      Menstabilkan Kegiatan ekonomi
Kestabilan ekonomi merupakan hal yang diharapkan oleh setiap Negara pada umumnya, yang dapat diartikan sebagai kondisi dimana tidak terdapat pengangguran yang serius serta tingkat harga yang stabil. Dengan demikian pengertian kestabilan ekonomi meliputi perwujudan tiga hal berikut: (a) tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi (b) tingkat harga-harga tidak menunjukkan perubahan yang berarti (c) terdapat keseimbangan diantara ekspor dan impor serta lalu lintas modal dari atau ke luar negeri. Tujuan kestabilan ekonomi berarti pula keinginan untuk menghindari fluktuasi yang tajam dalam Kegiatan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Fluktuasi yang tidak dapat dikendalikan tidak akan menjamin terwujudnya tiga hal diatas.
2.      Tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan) penuh tanpa inflasi
Setiap Negara akan selalu berusaha untuk mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi merupakan yang paling ideal dari tujuan-tujuan lainnya. Apabila suatu masyarakat dapat selalu mencapai tujuan ini, dengan sendirinya tujuan-tujuan lainnya yaitu mencapai kestabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang teguh akan tercapai. Pada umumnya berbagai Negara tidak dapat terus menerus mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, factor yang menyebabkan adalah kekurangan pengeluaran agregat.
3.      Menghindari Inflasi
Inflasi dapat berakibat buruk atas kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat dan akan mengganggu Kegiatan perekonomian. Adakalanya inflasi sebagai akibat dari ketidakstabilan politik dan ekonomi suatu Negara. Dalam keadaan seperti ini biasanya tingkat inflasi tinggi dan sukar dikendalikan. Tetapi seringkali inflasi timbul sebagai akibat permintaan masyarakat yang berlebihan atau kenaikan dalam biaya produksi. Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi masalah inflasi seperti itu.
4.      Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang teguh
Tujuan ini merupakan tujuan makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya factor-faktor produksi mengalami pertambahan kuantitas dan kualitasnya. Pertambahan penduduk pada akhirnya akan menambah keterampilan dan kemampuan tenaga kerja. Penawaran modal menambah barang-barang modal dan meningkatkan penggunaan teknologi yang lebih modern. Setidaknya ada dua alasan yang menyebabkan suatu Negara harus berusaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang: untuk menyediakan kesempatan kerja kepada tenaga kerja yang terus menerus bertambah dan untuk menaikkan tingkat kemakmuran masyarakat. Kedua alasan ini merupakan pendorong utama kepada pemerintah untuk berusaha menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh.
5.      Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing
Tujuan kebijakan makroekonomi terakhir adalah untuk mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing. Kekukuhan neraca pembayaran diperlihatkan dari surplus neraca pembayaran. Selain itu nilai mata uang domestic yang kukuh dibandingkan nilai mata uang asing, akan meningkatkan daya saing perekonomian suatu Negara.

E.  Betuk-bentuk kebijakan Makro Ekonomi
Bentuk-bentuk Kebijakan Makro ekonomi yaitu :
1.      Kebijakan fiskal, meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal adalah sangat penting untuk mengatasi pengangguran yang relative serius. Melalui kebijakan fiskal pengeluaran agregat dapat ditambah dan langkah ini akan menaikkan pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja.
2.      Kebijakan moneter, meliputi langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh bank sentral  untuk mempengaruhi penawaran uang dalam perekonomian atau merubah tingkat suku bunga dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
3.      Kebijakan segi penawaran, bertujuan untuk mempertinggi efesiensi Kegiatan perusahaan-perusahaan sehingga dapat menawarkan barang-barangnya dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik. Salah satu kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pendapatan (income policies) langkah pemerintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan pekerja. Pemerintah akan melarang tuntutan kenaikan upah yang melebihi kenaikan produktivitas pekerja, sehingga akan menghindari kenaikan biaya produksi yang berlebihan. Kebijakan segi penawaran lebih menekankan kepada (a) meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja dan (b) meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efesiensi Kegiatan memproduksinya. 
4.       

BAB III
KESUMPULAN

A.  KESIMPULAN
Menurut  Umar Chapra ekonomi makro Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran islam tanpa memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro-ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbangan lingkungan.
Mikroekonomi adalah studi tentang bagaimana rumah tangga dan perusahaan mengambil keputusan dan bagaimana para pengambil keputuusan ini berinteraksi di pasar. Prinsip utama mikroekonomi adalah bahwa rumah tangga dan perusahaan berusaha mencapai optimalisasi.Sementara makroekonomi, cabang utama dari ekonomi menangani kepada isu-isu yang bersifat makro atau lebih luas lagi.termasuk didalamnya mengenai jumlah agregat ekonomi, seperti tingkat dan laju pertumbuhan produksi nasional, suku bunga, pengangguran dan inflasi.
Permasalahan utama dalam perekonomian yang selalu dihadapi oleh setiap negara. permasalahan tersebut adalah sebagai berikut: (1) Masalah pertumbuhan ekonomi (2) Masalah ketidakstabilan ekonomi (3) Masalah pengangguran (4) Masalah Kenaikan Harga-harga (Inflasi) (5) Masalah Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran.
Adapun tujuan dari kebijakan ekonomi makro adalah: Menstabilkan Kegiatan ekonomi, tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan) penuh tanpa inflasi, Menghindari Inflasi, Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang teguh, Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing, untuk mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.
Bentuk-bentuk dalam Kebijakan Makro ekonomi meliputi: Kebijakan fiskal,Kebijakan moneter, Kebijakan segi penawaran.
DAFTAR PUSTAKA
M Rianto, Nur.Teori Makro Ekonomi Islam konsep, teori dan analisis, Bandung: Alfabeta, 2010.
Sukirno,Sadono.Pengantar Makroekonomi Ed.2,Jakarta: Rajawali Press, 1998
Huda,Nurul.Ekonomi Makro Islam, Jakarta: Kencana, 2008.
Nasution, Mustafa Edwin. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta:Kencana Prenada  Media Group,2006
Waluyo, Dwi Eko. Ekonomika Makro Edisi Revisi, UMM PRESS, 2007.
Karl E Case dan RayC Fair, Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro, Penerjemah Benyamin Molan, Jakarta: Pearso Education Asia, 2002.
Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islami, Jakarta: Rajawali Press, 2008.






[1]Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta :Kencana Prenada  Media Group) hlm.15
[2] Karl E Case dan RayC Fair, Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro, Penerjemah Benyamin Molan (Jakarta: Pearso Education Asia,2002) hlm.8
[3] Ibid., Hlm.8
[4]Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islami (Jakarta: Rajawali Press, 2008) hlm.1
[5]Sadono sukirno, Pengantar Makroekonomi Ed.2 (Jakarta: Rajawali Press, 1998). Hlm.6
[6]Sadono Sukirno, Pengantar Makroekonomi, hlm. 10

Comments

Popular posts from this blog

DEWARUCI BASA JAWA DAN UNSUR INTRINSIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA (INDIKATOR ASAM-BASA)

CONTOH HORTATORY EXPOSITION BAHASA INGGRIS