LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA (INDIKATOR ASAM-BASA)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
INDIKATOR ALAMI ASAM DAN BASA
![](file:///C:\DOCUME~1\NADCOR~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
Disusun oleh :
1. Diana Fransiska S. ( 10)
2. Fitria
Febryana ( 14 )
3. Ika Najjah
F. (
15 )
4. Nimas Putri Dewi P.
( 21)
5. Salindri
Wahyu W. ( 25 )
6. Uchni Yuliani ( 32)
KELAS XI IPA 3
SMA 1 KAJEN
KABUPATEN PEKALONGAN
TAHUN PELAJARAN
2013/2014
I. TUJUAN
Kegiatan
ini bertujuan untuk mengetahui indikator alami yang terbaik untuk menunjukkan asam, basa, atau netral dari suatu
larutan.
II. DASAR TEORI
A.
ASAM
Asam secara umum merupakan senyawa
kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan denga pH lebih
kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton(ion H + ) kepada
zat lain (yang disebutbasa), atau dapat menerima pasangan electron bebas dari
suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk
membentuk garam.
Istilah asam berasal dari bahasa latin, yaitu acetum yang berarti cuka. Cuka merupakan
nama trivial dari asam asetat. Telah lama diketahui bahwa larutan asam memiliki
rasa masam dan bersifat korosif, yaitu dapat merusak berbagai benda, antara
lain logam dan marmer. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan
dalam cuka)
dan asam sulfat (digunakan
dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam; walaupun demikian,
mencicipi rasa asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
- Rasa : masam ketika dilarutkan dalam air.
b. Sentuhan : asam terasa
menyengat bila disentuh, terutama bila asam kuat.
- Kereaktifan : korosif terhadap logam
- BASA
Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab alquili yang berarti abu. Larutan basa
memiliki rasa pajit dan bersifat kaustik, yaitu licin seperti sabun. Walaupun
demikian sangat berbahaya jika mencicipi
larutan secara langsung untuk membedakan
asam dan basa.
Basa adalah zat-zat yang dapat
menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang
larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen (H+)
yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti sebagai berikut.
maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk
ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion
hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat satu
elektron saat dimasukkan ke dalam air.
Secara umum, basa memiliki sifat
sebagai berikut:
a.
Nilai pH lebih
dari 7
b.
Mengubah warna lakmus merah menjadi
biru
c.
Rasa : getir (pahit )
d.
Sentuhan : licin (diakibatkan korosif lemak pada permukaan kulit)
e.
Kereaktifan : Basa kuat bersifat Kostic (kulit terasa
terbakar atau korosif oleh cairan kimia)
- TEORI ASAM-BASA
1. Teori
Asam-Basa Arrhenius
Menurut
Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion hidrogen ( H+ )
![](file:///C:\DOCUME~1\NADCOR~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
Sedangkan
basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion hidroksida ( OH-)
![](file:///C:\DOCUME~1\NADCOR~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
2. Teori
Asam-Basa Bronsted-Lowry
Dalam reaksi asam-basa terdapat transfer
proton dari satu spesi ke spesi yang lain.
Berdasarkan
hal ini, maka menurut Bronsted-Lowry :
-
Asam adalah spesi yang
dapat memebrikan proton (donor proton)
-
Basa adalah spesi yang
dapat menerima proton ( akseptor proton)
![](file:///C:\DOCUME~1\NADCOR~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.gif)
Asam1 Basa2
Asam2 Basa1
(Asam
konjugasi) ( Basa Konjugasi)
3.
Teori Asam-Basa Lewis
Asam
adalah spesi yang bertindak sebagai penerima pasangan elektron dalam reaksi
kimia.
Basa
adalah spesi yang bertindak sebagai donor passangan elektron.
Definisi
lewis tidak bertentangan dengan teori Bronsted-Lowry, karena proton dapat
dipandang sebagai penerima pasaangan elektron. Spesi yang menerima proton dapat
dipandang sebagai donor pasangan elektron.
- INDIKATOR ASAM DAN BASA
Asam dan basa dalam suatu larutan
dapat dibedakan dari rasanya. Asam rasanya masam dan basa rasanya pahit. Tetapi
bahan kimia dilarang dicicipi, karena berbahaya bagi tubuh kita. Maka untuk
mengetahui suatu larutan bersifat asam atau bassa dapat digunakan zat petunjuk
yang disebut indikator. Indikator adalah
zat yang warnanya berbeda dalm lingkungan yang sifatnya berlainan (misalnya
asam atau basa ).
Dalam laboratorium kimia, indikator
asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan indikator alami,
Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa buatan dan indikator
asam-basa alami.
- Indikator Buatan
Indikator buatan adalah indikator
siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia.
Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan
lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan
menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun
basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna
yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya
orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus. Kertas
lakmus merah akan berubah menjadi biru
jika dicelpukan ke dalam larutan basa. Smentara itu, kertass lakmus biru akan
berubah menjadi merah jika dicelupkan ke dalam larutan asam. Jika kertas lakmus
tidak berubah warnanya , larutan yang dicelupkan bersifat netral ( tidak asam
dan tidak basa) contoh larutan netral adalah air murni.
Indikator buatan lainnya adalah indicator universal, indicator asam basa seperti
fenolptalin, brom timol blue, metil merah dan metal jingga. Indikator ini selain untuk menentukan sifat asam basa
juga dapat digunakan untuk menentikan derajat keasaman atau pH larutan.
- Indikator Alam
Indikator alam merupakan
bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa, dan
netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah
tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga- bungaan, umbi-umbian, kulit
buah, dan dedaunan. Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis
tanamannya, misalnya kembang sepatumerah di dalam larutan asam akan berwarna
merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan
asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat dan
bahan yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1.
Alat
:
-
Alu
-
Pisau
-
Sendok
-
Gelas
ukur
-
Lap
-
5
gelas plastik
2.
Bahan
:
-
Air
-
Garam halus
-
Cuka
-
Kapur Sirih
-
Kunyit
-
Bunga mawar
-
Bunga sepatu
IV. CARA KERJA
1. Mengekstrak kunyit dengan menggunakan Alu
-
Membersihkan
kunyit kemudian menghaluskan kunyit dengan menggunakan Alu
-
kemudian Menambahkan air
½ gelas
-
dibagi dalam 4 buah gelas dengan komposisi sama rata
2. Gelas pertama dengan melakukan uji
pendahuluan menggunakan air
-
Memasukkan kurang lebih 5ml
air ke dalam gelas
-
Mengamati
perubahan warna yang terjadi
-
Gelas kedua dengan melakukan uji
pendahuluan menggunakan cuka
-
Memasukkan 5 tetes cuka ke dalam gelas
-
Mengamati
perubahan warna yang terjadi
4. Gelas ketiga dengan melakukan uji pendahuluan menggunakan kapur sirih
-
memasukkan
air kapur ke dalam gelas
-
mengamati
perubahan warna yang terjadi
5. Gelas keempat dengan melakukan uji pendahuluan menggunakan garam dapur
-
memasukkan
larutan garam ke dalam gelas
-
mengamati
perubahan warna yang terjadi
6. Lakukan hal serupa diatas dengan mengganti ekstrak kunyit dengan bunga mawar dan bunga sepatu dan
mencatat hasilnya.
V. DATA PENGAMATAN
No.
|
Nama zat
yang diuji
|
Indikator
alami
|
Asam
|
Basa
|
Netral
|
||
Kunyit
|
Bunga
mawar
|
Bunga
sepatu
|
|||||
1.
|
Air
|
Kuning
|
Merah
|
Ungu Tua
|
-
|
-
|
ü
|
2.
|
Cuka
|
Kuning Cerah
|
Merah muda
|
Merah
|
ü
|
-
|
-
|
3.
|
Kapur sirih
|
Orange Tua
|
Kuning
|
Hijau
|
-
|
ü
|
-
|
4.
|
Garam dapur
|
Jingga
|
Merah Tua
|
Hitam/Abu-abu
|
-
|
ü
|
-
|
VI. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat
indikator alami, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan
lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau
bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Seperti pada percobaan yang
telah dilakukan memperoleh hasil sebagai berikut :
- Uji pendahuluan dengan Air
Setiap
undikator bahan alami yang diberi air warnanya selalu tetap seperti warna
indikator awal. Hal ini menunjukkan bahwa air bersifat netral.
- Uji pendahuluan dengan Cuka
Pada
pengujian dengan kunyit ditambah cuka akan bereaksi dan menghasilkan perubahan
warna Kuning cerah , pengujian dengan ekstrak bunga sepatu ditambah cuka akan
bereaksi dan menghasilkan warna merah, pengujian dengan ekstrak bunga mawar
ditambah cuka akan bereaksi dan menghasilkan warna Merah muda. Hal ini
menunjukan bahwa cuka bersifat asam.
- Uji pendahuluan dengan Kapur Sirih
Pada
pengujian dengan ekstrak kunyit ditambah kapur sirih akan bereaksi dan
menghasilkan warna Orange tua, pengujian dengan ekstrak bunga sepatu ditambah
kapur sirih akan bereaksi dan menghasilkan warna hijau, pengujian dengan
ekstrak bunga mawar ditambah kapur sirih akan bereaksi dan menghasilkan warna
Kuning. Hal ini menunjukkan bahwa air kapur sirih bersifat basa.
- Uji Pendahuluan dengan Garam Dapur
Pada
pengujian dengan ekstrak kunyit ditambah garam dapur akan bereaksi dan
menghasilkan warna Jingga, pengujian dengan ekstrak bunga sepatu ditambah garam
dapur akan bereaksi dan menghasilkan warna Hitam/abu-abu, pengujian dengan
ekstrak bunga mawar ditambah garam dapur akan bereaksi dan menghasilkan warna
Merah Tua. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam dapur bersifat basa.
VII. PERTANYAAN
1)
Dari pengujian di atas,
manakah yang dapat digunakan sebagai indikator yang baik ? Mengapa? Jelaskan!
Jawab :
Berdasarkan praktikum yang sudah kami lakukan, dapat
disimpulkan bahwa indikator alami yang dapat digunakan sebagai indikator yang paling
baik adalah air bunga sepatu merah karena warna air bunga yang semula ungu
menjadi merah saat ditetesi cuka dan berubah menjadi hijau saat ditetesi air
kapur. Sehingga kami menyimpulkan bahwa air bunga sepatu adalah indikator yang
baik karena adanya perubahan warna yang mencolok saat ditetesi zat asam dan basa.
VIII.
KESIMPULAN
Berdasarkan
data hasil percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan alami yang dapat
dijadikan indikator asam basa adalah ekstrak bunga sepatu, ekstrak bunga mawar dan
ekstrak kunyit, karena setelah ditetesi larutan cuka, larutan garam dan larutan
kapur sirih, larutan ketiga bahan alami itu mengalami perubahan warna. Dari
perubahan warna tersebut dapat kita ketahui bahwa air bersifat netral, cuka
bersifat asam, kapur sirih dan garam dapur bersifat basa.
LAMPIRAN
![](file:///C:\DOCUME~1\NADCOR~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
![](file:///C:\DOCUME~1\NADCOR~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.jpg)
![](file:///C:\DOCUME~1\NADCOR~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.jpg)
Comments
Post a Comment