UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT (BESI Fe)
LEMBAR KERJA SISWA
UNSUR
TRANSISI PERIODE KEEMPAT
![]() |
Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Kimia di Kelas XII Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015
Nama
Kelompok :
1. Ajeng
Eka Yuliana P. (04)
2. Dewi
Sofoiani (09)
3. Diana
Fransiska S. (10)
Hari/tanggal
: Selasa, 11 November 2014
Kelas
: XII IPA 3
Judul
: Besi (Fe)
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PEKALONGAN
SMA 1 KAJEN
Jln. Mandurorejo
Kajen Pekalongan * 51161 ( (0285) 381708
Besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi merupakan logam transisi yang berada pada golongan VIII B dan periode 4. Besi adalah logam paling melimpah nomor dua setelah alumunium. Besi adalah logam yang dihasilkan
dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan unsur bebas.
A. KELIMPAHAN
Besi merupakan unsur yang ditemukan
berlimpah di alam. Besi juga diketahui sebagai unsur yang paling banyak
membentuk bumi, yaitu kira-kira 4,7 - 5 % pada kerak bumi.
Kebanyakan
besi terdapat dalam batuan dan tanah sebagai oksida besi, seperti oksida besi
magnetit (Fe3O4) mengandung besi 65 %, hematite (Fe2O3) mengandung 60 – 75 %
besi, limonet (Fe2O3 . H2O) mengandung besi 20 % dan siderit (Fe2CO3).
B. SIFAT – SIFAT
Ø
Sifat Fisika
1. Pada suhu kamar berwujud padat, mengkilap dan
berwarna keabuabuan.
2. Merupakan logam feromagnetik karena
memiliki empat electron tidak berpasangan pada orbital d.
3. Penghantar panas yang baik.
4. Besi bersifat keras dan kuat
5. Kation logam besi Fe berwarna hijau (Fe2+) dan jingga (Fe3+). Hal ini
disebabkan oleh adanya elektron tidak berpasangan dan tingkat energi orbital
tidak berbeda jauh. Akibatnya, elektron mudah tereksitasi ke tingkat energi lebih
tinggi menimbulkan warna tertentu. Jika senyawa transisi baik padat maupun
larutannya tersinari cahaya maka senyawa transisi akan menyerap cahaya pada
frekuensi tertentu, sedangkan frekuensi lainnya diteruskan. Cahaya yang diserap
akan mengeksitasi elektron ke tingkat energi lebih tinggi dan cahaya yang
diteruskan menunjukkan warna senyawa transisi pada keadaan tereksitasi.
6. Sifat – sifat besi yang
lain:
titik didih
|
3134 K
|
titik lebur
|
1811 K
|
massa atom
|
55,845(2) g/mol
|
konfigurasi electron
|
[Ar] 3d6 4s2
|
massa jenis
fase padat
|
7,86 g/cm³
|
massa jenis
fase cair pada titik lebur
|
6,98 g/cm³
|
kalor
peleburan
|
13,81 kJ/mol
|
kalor
penguapan
|
340 kJ/mol
|
Elektronegativitas
|
1,83 (skala Pauling)
|
jari-jari
atom
|
140 pm
|
Besi merupakan unsur transisi yang mempunyai
sifat logam sebagaimana semua unsur transisi lainnya. Sifat logam ini
dipengaruhi oleh kemudahan unsur tersebut untuk melepas elektron valensi.
Selain itu, keberadaan electron pada blok d yang belum penuh menyebabkan unsur
Fe memiliki banyak elektron tidak berpasangan. Elektron- elektron tidak
berpasangan tersebut akan bergerak bebas pada kisi kristalnya sehingga
membentuk ikatan logam yang lebih kuat dibandingkan dengan unsur golongan
utama. Adanya ikatan logam ini menyebabkan titik leleh dan titik didih serta
densitas unsur Fe cukup besar sehingga bersifat keras dan kuat.
Pergerakan elektron- elektron yang tidak
berpasangan pada kisi kristal juga menyebabkan logam besi bersifat konduktor
atau penghantar panas yang baik. Apabila logam besi diberikan kalor atau panas,
energy kinetik elektron akan meningkat. Dengan demikian, elektron memindahkan
energinya ke elektron yang lain sehingga panas merambat ke seluruh bagian logam
besi tersebut.
7. Sifat Kemagnetan
Setiap unsur transisi mempunyai sifat
magnetik:
a.
paramagnetik,di mana
atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada
elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya
contoh: Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn
b.
diamagnetik,
di mana atom, molekul, atau ion dapat ditolak oleh medan magnet karena seluruh
elektron pada
orbitnya berpasangan.
contoh Cu dan Zn.
c. feromagnetik,
yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat contoh Fe, Co, dan Ni
Ø
Sifat Kimia
1. Unsur besi bersifat elektropositif (mudah melepaskan elektron)
sehingga bilangan oksidasinya bertanda positif.
2. Fe dapat memiliki biloks 2, 3, 4, dan 6. Hal ini disebabkan karena
perbedaan energy elektron pada subkulit 4s dan 3d cukup kecil, sehingga
elektron pada subkulit 3d juga terlepas ketika terjadi ionisasi selain electron
pada subkulit 4s.
3. Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi,
khususnya di udara yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu.
4. Memiliki bentuk allotroik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega
dengan suhu transisi 700, 928, dan 1530oC. Bentuk alfa bersifat
magnetik, tapi ketika berubah menjadi beta, sifat magnetnya menghilang meski
pola geometris molekul tidak berubah.
5. Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti halogen, sulfur,
pospor, boron, karbon dan silikon.
6. Larut dalam asam- asam mineral encer.
7. Oksidanya bersifat amfoter yaitu oksida yang
menunjukkan sifat-sifat asam sekaligus basa.
C. MACAM-MACAM BESI
1. Besi Tuang (cast iron)
ü
Diperoleh dengan cara mendinginkan
besi kasar yang diperoleh dari tanur, dengan memasukkannya ke dalam cetakan
yang tersedia. Tanur adalah tempat pengolahan bijih besi menjadi logam besi.
ü
Besi tuang mengandung 2 – 4% karbon.
ü
Besi tuang bersifat keras mudah
rapuh sehingga banyak digunakan sebagai pipa leding dan radiator.
2. Besi Tempa (wrought iron)
ü
Diperoleh dengan cara mengurangi
karbon dari besi kasar sampai kadar karbonnya 0,02%. Caranya besi dipanaskan
sehingga karbonnya teroksidasi menjadi CO2
ü
Sifat besi tempa lebih lunak
dibandingkan besi tuang, tetapi lebih kuat.
ü
Karena cukup lunak, maka ditempa
menjadi peralatan, seperti golok dan cangkul.
3. Baja
ü
Mengandung karbon sebanyak 0,02%
ü
Baja lebih keras dibandingkan besi
tempa.
ü
Dibuat dengan menambahkan logam lain
seperti nikel, krom, mangan, vanadium, molibden dan wolfram sesuai dengan baja
yang diinginkan.
C. PEMBUATAN BESI
Bijih besi
adalah bahan baku utama untuk pembuatan besi kasar, sedangkan
besi kasar tersebut adalah bahan baku untuk pembuatan besi tempa, besi tuang dan
baja. Bijih besi didapat dari
hasil penambangan bijih besi.
Bijih besi yang umum dijumpai yaitu : Haematit (Fe2O3),
Magnetit (Fe3O4), Pyrities (FeS2), Limonite (2Fe2O3.3H2O), Siderite (FeCO3).
Beberapa cara pembuatan besi antara lain:
1. Dalam
industri, besi dihasilkan dari bijih, kebanyakan hematit (Fe2O3),
melalui reduksi oleh karbon pada suhu 20000C.
2 C + O2 → 2 CO
3 CO + Fe2O3 →
2 Fe + 3 CO2
Besi yang dihasilkan dapat digunakan
dalam sintesis senyawa-senyawa yang mengandung
Fe.
2. Melalui proses Pirometalurgi Besi
Sejumlah besar proses metalurgi menggunakan suhu tinggi untuk mengubah
bijih logam menjadi logam bebas dengan cara reduksi. Penggunaan kalor untuk
proses reduksi disebut pirometalurgi. Pirometalurgi diterapkan dalam pengolahan
bijih besi. Reduksi besi oksida dilakukan dalam tanur sembur (blast furnace),
yang merupakan reaktor kimia dan beroperasi secara terus-menerus. Campuran
material (bijih besi, kokas, dan kapur) dimasukkan ke dalam tanur melalui
puncak tanur. Kokas berperan sebagai bahan bakar dan sebagai reduktor. Batu
kapur berfungsi sebagai sumber oksida untuk mengikat pengotor yang bersifat asam.
Udara panas yang mengandung oksigen disemburkan ke dalam tanur dari bagian
bawah untuk membakar kokas. Di dalam tanur, oksigen bereaksi dengan kokas
membentuk gas CO.
2C(s) + O2(g) → 2CO(g) ΔH = –221 kJ
Reaksinya melepaskan kalor hingga suhu tanur sekitar 2.300°C. Udara panas
juga mengandung uap air yang turut masuk ke dalam tanur dan bereaksi dengan
kokas membentuk gas CO dan gas H2.
C(s) + H2O(g) → CO(g) + H2(g) ΔH = +131 kJ
Reaksi kokas dan oksigen bersifat eksoterm, Kalor yang dilepaskan dipakai
untuk memanaskan tanur, sedangkan reaksi dengan uap air bersifat endoterm. Oleh
karena itu, uap air berguna untuk mengendalikan suhu tanur agar tidak terlalu
tinggi (1.900°C). Pada bagian atas tanur ( 1.000°C), bijih besi direduksi oleh
gas CO dan H2 (hasil reaksi udara panas dan kokas) membentuk besi
tuang. Persamaan reaksinya:
Fe3O4(s) + 4CO(g) → 3Fe(l) + 4CO2(g)
ΔH = –15 kJ
Fe3O4(s) + 4H2(g) → 3Fe(l) + 4H2O(g) ΔH = +150
kJ
Batu kapur yang ditambahkan ke dalam tanur, pada 1.000oC terurai menjadi
kapur tohor. Kapur ini bekerja mereduksi pengotor yang ada dalam bijih besi,
seperti pasir atau oksida fosfor.
CaCO3(s) ⎯Δ⎯→ CaO(l) + CO2(g)
CaO(l) + SiO2(l) →CaSiO3(l)
CaO(l) + P2O5(l) →Ca3(PO4)2(l)
Gas CO2 yang dihasilkan dari penguraian batu kapur pada bagian
bawah tanur (sekitar 1.900°C) direduksi oleh kokas membentuk gas CO. Persamaan
reaksinya:
CO2(g) + C(s) → CO(g) ΔH = +173 kJ
Oleh karena bersifat endoterm, panas di sekitarnya
diserap hingga mencapai suhu ± 1.500°C. Besi tuang hasil olahan berkumpul di
bagian dasar tanur, bersama-sama terak (pengotor). Oleh karena terak lebih
ringan dari besi tuang, terak mengapung di atas besi tuang dan mudah
dipisahkan, juga dapat melindungi besi tuang dari oksidasi.
E.
MANFAAT BESI
Dalam kehidupan, besi merupakan
logam paling biasa digunakan dari pada logam-logam yang lain. Hal ini
disebabkan karena harga yang murah dan kekuatannya yang baik serta penggunaannya yang luas. Bijih besi yang umum adalah
hematit, yang sering terlihat sebagai pasir hitam sepanjang pantai dan muara
aliran.
Besi amat diperlukan, terutama dalam
penggunaan seperti: Rel kereta, Perabotan, Alat-alat pertukangan, Alat
transportasi, peralatan perang, peralatan mesin, tiang
listrik, penangkal petir, pipa saluran,rumah/ gedung menggunakan besi baja
sebagai tiang-tiang penahannya, dan Badan kapal untuk kapal besar. Baja anti
karat juga digunakan untuk pembuatan perkakas dapur seperti sendok dan panci.
Baja yang terkenal adalah stainless stell yang merupakan paduan besi
dengan kromium (14-18%) dan nikel (7-9%) yang mempunyai sifat keras.
Manfaat besi ternyata tidak terbatas
sebagai bahan pembuatan perlengkapan yang sangat membantu kehidupan manusia, tetapi besi juga memainkan peranan yang istimewa dalam daur kehidupan
organisme hidup. Besi merupakan salah satu mikronutrien penting bagi makhluk
hidup. Besi adalah penyusun utama kelangsungan makhluk hidup dan bekerja
sebagai pembawa oksigen dalam hemoglobin. FeSO4 digunakan sebagai sumber
mineral besi untuk terapidefisiensi/kekurangan zat besi dan digunakan untuk
membuat tinta bubuk. Fe3SO4
digunakan untuk pewarnaan tekstil dan pengetesan aluminium.
Kegunaan
dari macam-macam besi
- Besi mentah atau Pig iron yang mengandungi 4% – 5% karbon dengan sejumlah bendasing seperti belerang, silikon dan fosforus. Kepentingannya adalah ia merupakan perantaraan daripada bijih besi kepada besi tuang dan besi waja.
- Besi tuang (Cast iron) mengandungi 2% – 3.5% karbon dan sejumlah kecil mangan. Bendasing yang terdapat di dalam besi mentah yang dapat memberikan kesan buruk kepada sifat bahan, seperti belerang dan fosforus, telah dikurangkan kepada tahap boleh diterima. Ia mempunyai takat lebur pada julat 1420–1470 K, yang lebih rendah berbanding dua komponen utamanya, dan menjadikannya hasil pertama yang melebur apabila karbon dan besi dipanaskan serentak. Sifat mekanikalnya berubah-ubah, bergantung kepada bentuk karbon yang diterap ke dalam aloi. Besi tuang 'putih' mengandungi karbon dalam bentuk cementite, atau besi karbida. Sebatian keras dan rapuh ini mendominasi sifat-sifat utama besi tuang 'putih', menyebabkannya keras, tetapi tidak tahan kejutan. Dalam besi tuang 'kelabu', karbon hadir dalam bentuk serpihan halus grafit, dan ini juga menyebabkan bahan menjadi rapuh kerana ciri-ciri grafit yang mempunyai pinggir-pinggir tajam yang merupakan kawasan tegasan tinggi. Jenis besi kelabu yang baru, yang dinamakan 'besi mulur', adalah dicampur dengan kandungan surih magnesium untuk mengubah bentuk grafit menjadi sferoid, atau nodul, lantas meningkatkan ketegaran dan kekuatan besi.
- Besi karbon mengandungi antara 0.5% dan 1.5% karbon, dengan sejumlah kecil mangan, belerang, fosforus, dan silikon.
- Besi tempa (Wrought iron) mengandungi kurang daripada 0.5% karbon. Ia keras, mudah lentur, dan tidak mudah dilakurkan berbanding dengan besi mentah. Ia mempunyai sejumlah kecil karbon, beberapa persepuluh peratus. Jika ditajamkan menjadi tirus, ia cepat kehilangan ketajamannya.
- Besi aloi (Alloy steel) mengandungi kandungan karbon yang berubah-ubah dan juga logam-logam lain, seperti kromium, vanadium, molibdenum, nikel, tungsten dsb.
- Besi oksida (III) digunakan dalam penghasilan storan magnetik dalam komputer. Ia sering dicampurkan dengan bahan lain, dan mengekalkan ciri-ciri mereka dalam larutan.
Comments
Post a Comment